Resum -18 KBMN-29 Diksi Sebagai Seni Bahasa Oleh Sutarmi,S.Ag
Diksi Sebagai Seni Bahasa
Resume ke : 18
Gelombang : 29
Tanggal : 4 Agustus 2023
Tema : Diksi Sebagai Seni Bahasa
Narasumber : Maydearly
Moderator : Widya Arema.
Puji Tuhan
saya dapat mengikuti kegiatan Pembelajaran ke – 18 ini walaupun pada waktu yang
sama ada Zoom pelatihan Quizizz AI.
Nara sumber
dan moderator bersama menyebut kami peserta sebagai tuan dan nyonya. Saya
adalah Nyonya Christiana Sutarmi. Keren bukan?
Nara sumber Maesaroh, M.Pd. guru SMPN 1
Lebakgedong, kab. Lebak, Banten. Lahir 26 November 1989. Menyelesaikan
S1 STKIP Setiabudi Rangkasbitung jurusan Bahasa Inggris tahun 2013.
Menyelesaikan magister di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta program studi
Bahasa Inggris.
Menghasilkan 10 antologi, dua
buku curator, buku duo Literasi Digital bersama prof. Eko Indrajit, beberapa
buku solo.
Memiliki banyak pengalaman
mengajar di beberapa SD, SMP, SMK dan pernah menjadi asisten dosen. Menjadi
narasumber pada berbagai pelatihan dan aktif di beberapa organisasi sekolah
maupun luar sekolah.
Menulislah untuk hidup seribu
tahun itu adalah motonya.
Hatiku stasiun. Tempat pertemuan
dan perpisahan membekas dengan luka.
Sebagai satu-satunya kereta yang
melintas.
Hatimu kultus pemujaan, sedangkan
rasaku hanya jelata yang berjuang untuk sebaya.
Mencoba meraba, merupa apa-apa,
hingga berakhir lelah yang lupa bahagia.
Sebagai penulis, penggemar bahasa
dan sastra peka akan bahasa yang indah menggugah selera dan rasa. Semudah
melentingkan nafas di udara. Begitu pula menuliskan untaian kalimat
indah. Quen of diction akan mengajak peserta KBMN berdansa dalam
diksi.
Diksi begitu penting dalam kajian
bahasa. Sebab banyak keindahan dari sebuah kata menjadi prosa yang melampaui
bayu di udara. Diksi bak irama tanpa aroma. Menjadi senyawa indah mempesona,
melengkapi rumpun kata dengan sejuta makna.
Diksi berasal dari bahasa latin
dictionem. Diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction yang berarti pilihan
kata. Maksudnya pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif.
Sehingga memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan
pembacanya.
Aristoteles filsuf dan ilmuwan
Yunani yang mengawali diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot.
Gagasannya ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam poetics-salah satu
karyanya.
Willian Shakespeare sastrawan
yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Diksi
Shakespeare relevan menulis karya realita maupun metafora.
Diksi penting karena merupakan
bagian dari seni sebuah bahasa. Diksi adalah pelengkap suatu sastra. Diksi
bukanlah gaya bahasa, tetapi sebuah padanan kata yang bertujuan memberi kesan
menarik hingga mampu memikat hati pembaca.
Cara mudah menulis kalimat
dengan diksi yang menarik.
1. Sense of touch. Menulis dengan indra peraba. Cocok
untuk menggambarkan detail permukaan, gesekan, apa yang dirasakan kulit, menggambarkan
sesuatu yang tidak terlihat, dengan menyentuh atau tidak menyentuh. Pada
pori-pori angin yang dingin, aku mengeja rindu yang datang tanpa permisi.
2. Sense of smell. Menulis dengan
melibatkan indra penciuman. Hal ini akan membuat tulisan kita beraroma. Akan
lebih dahsyat bila dipadukan dengan indra penglihatan. Di kepalaku
wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu kugantungkan di langit
harapan.
3. Sense of taste. Menulis dengan melibatkan indra
perasa. Merasakan energy yang ada di sekitar kita. Remah-remah kata
terucap semanis caramel, arsenic bual manja layaknya cuka apel. Meski diam
terbungkam tetap asam dan asin bak menelan botulinum toxin.
4. Sense of sight. Menulis dengan indra penglihatan
dengan prinsip “show don’t tell” menunjukkan kepada pembaca bukan sekadar
menceritakan. Seolah-olah pembaca melihat, menonton dan membayangkan.
Prinsopnya DETAIL. Tulis apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya,
konsisinya. Derit daun pintu mencekik udara di tengah keheningan,
membuatku tersadar jika kamu pernah kutinggali sebagai pijar luka yang
menganga.
5. Sense of hearing. Menulis dengan melibatkan energy
yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Mungkin inilah sebab
banyak penulis sukses kadang menanti hening untuk menyimak suara-suara. Aku
padamu seperti angin yang berlalu begitu saja, kini yang kupunya hanya melupa
atas lara dari sajak jingga yang cedera.
Yang
paling sulit adalah memulai dari kata pertama/awal paragraph. Libatkan
pancaindra.
Tantangan
menulis sebuah paragraph.
Kuteluri
waktu demi waktu. Berharap setapak demi setapak.
Melesap
tanpa jejak. Sebab banyak riak tak kuasa kuredam.
Pastinya
semuanya bermula dan bermuara pada yang Kuasa.
Dengan-Nya
mengapa kita masih bermuram durja?
Sesi Tanya Jawab:
Kesimpulan
pertanyaan jawaban
1. Aripa,
Muaro Jambi. Merangkai kata dengan diksi yang menarik dengan melibatkan
pancaindra sesuai 5 tips yang telah dijabarkan. Seringlah mencoba lama-kelamaan
akan terbiasa. Ala bisa karena biasa.
2. Darti Isyanti, Jakarta
Utara. Tips agar pandai memilih kata adalah dengan menyisipkan waktu tertentu
untuk menulis di waktu yang damai dan nyaman agar lancer bagaikan air menuju
muara. Juga dengan memperbanyak perbendaharaan kata.
3. Patonah.
Cara membangun kepercayaan diri dengan gemar menulis. Menulis setiap ada mood
yang baik meningkatkan kepercayaan pada level yang tinggi. Kedua, puisi
merupakan karya sastra dengan macam-macam genre. Bila menguasai diksi puisi
apapun akan menjadi indah.
4. Bunda Rahmi. Bahasa
adalah cerminan pribadi. Tetapi tidak paten seperti itu. Konteks membangun
diksi adalah menulis itu perlu menyerupai ruh agar apa yang disampaikan sampai
kepada pembaca.
5. Sutianah,
Bandung. Diksi tidak terbatas untuk puisi saja. Diksi itu padanan kata, ia akan
masuk dalam setiap genre tulisan, cerpen, novel, karya sastra bahkan karya
ilmiah.
6. Malam sunyi dan
sepi. Insane terbuai dalam mimpi. Tidak dengan aku disini. Bercumbu benda mati.
Aku
sedang berusaha. Merangkai kata-kata. Menjadi bermakna. Menyatu dengan rasa.
Aku
berpacu. Engggan tertinggal oleh waktu. Karena kutahu ada malu. Merayap dalam
kalbu.
Izinkan
aku bersama. Denganmu meraih asa. Goreskan kata-kata. Sederhana namun berharga.
Dengan
puisi kusemat emosi. Karya muara hati. Daya kubergengsi. Pintaku pada ilahi.
Sebuah
puisi yang kaya akan diksi
7. MR. Kalteng. Maydearly
adalah nama pena sebagai branding. Kedua, Ketika berkomunikasi mengggunakan
bahasa sehari-hari. Bahasa diksi hanya ketika menulis karya sastra. Ketiga,
tidak semua orang faham makna dari sebuah diksi. terkadang indah namun
menimbulkan missing understand. mempelajari gaya bahasa akan mempermudah
memahami diksi.
Terima
kasih kepada Bunda Maydearly, atas bimbingan dan materinya. Semoga sukses dan sehat
selalu. Ilmu yang diberikan menjadi berkah bagi kita semua. GBU
Mantul resumnya👍
BalasHapusSemakin mantap mbak Tarmi
BalasHapus